Sebut saja inisial namanya RT alias Nal. Seorang pemuda berusia 20-an tahun yang sudah saya kenal sejak dia kecil. Maklum saja tinggalnya hanya beberapa meter dari rumah saya. Nal berasal dari keluarga yang sederhana (baca : tidak miskin). Dari beberapa kejadian, saya dan banyak orang sekampung berkesimpulan kalau Nal itu adal seorang yang mengidap penyakit kejiwaan kleptomania. Semalam kembali (telah berkali-kali) keluarga kami menjadi korban. Terdorong dengan kejadian tersebut, saya kemudian ingin menulis tentang kleptomania.
Apa sih kleptomania itu?
Kleptomania merupakan suatu gangguan psychis (gangguan kejiwaan) yang disebabkan oleh pengalaman dan perilaku masa kecil yang mendalam dan banyak faktor yang membuat kebiasaan itu semakin tumbuh berkembang. Gangguan kejiwaan semacam ini bukan karena khayalan atau halusinasi, sehingga pengidap kleptomania juga bisa didiagnosa dan diobservasi dari kebiasaan dan kelakuan yang mereka lakukan ketika melihat barang atau sesuatu yang dimiliki orang. Mereka melakukan pencurian kecil-kecilan bukan karena cemburu atau benci terhadap orang yang mempunyai barang tertentu tetapi hanya karena ada dorongan dari otaknya untuk melakukan pengambilan barang itu yang menjadi semacam tantangan untuk membuktikan pada dirinya bahwa dia bisa melakukan itu tanpa diketahui oleh orang yang punya.
Definisi lain menyebutkan kalau Seorang dikatakan menderita kleptomania, kalau ia terdorong berulang-ulang untuk mencuri sesuatu, entah berupa uang, barang atau benda lainnya. Beda dengan seseorang yang mencuri karena profesi, atau kebutuhan, pengidap kleptomania tidak akan menggunakan barang curiannya untuk kepentingan pribadi. Umumnya, usai mencuri, barang tersebut akan ia berikan kepada orang lain atau ia buang.
Kata kleptomania sendiri berasal dari bahasa yunani yakni: kleptein = mencuri, dan mania = kegemaran berlebihan. Penyebab kleptomania juga tidak diketaui persis, kemungkinan besar karena adanya faktor genetik. Penyakit ini muncul pada usia Puber dan sampai Dewasa. Dapat terjadi pada jenis kelamin pria dan wanita, pada wanita frekwensinya lebih banyak. Pada beberapa kasus yang terjadi, Kleptomania diderita seumur hidup. Penderita mungkin menderita kelainan Jiwa lainnya, seperti: Kelainan emosi, Bulimia nervosa (rasa lapar berlebihan), Paranoid, Schizoid atau Borderline Personality Disorder. Kleptomania dapat muncul setelah terjadi Trauma (benturan) pada Otak dan keracunan Karbon Mono-oksida (gas CO)
Para kleptomania melakukan pencurian bukan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya sendiri atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi sebagai tanda kebanggaan atas dirinya sendiri dan untuk memenuhi rasa puas yang menguasai pikirannya, sehingga kadang-kadang para kleptomania setelah mencuri, akan membuang begitu saja hasil curiannya atau diberikan kepada orang lain sebagai hadiah seolah-olah itu miliknya sendiri. Mereka yang mengidap kleptomania tidak mencuri barang-barang yang mahal saja tetapi barang-barang kecil juga di mana barang itu tidak berguna untuk dirinya sendiri. Maka dari itu, kita bisa membedakan antara pencuri biasa (kejahatan yang di sengaja atau kriminal murni) dan pengidap kleptomania. Kebanyakan pengidap kleptomania sebetulnya sudah harus diketahui lebih dini oleh para anggota keluarganya dengan kejadian di sekitar rumah atau tetangga, atau dengan seringnya kehilangan barang-barang pribadi atau barang-barang pajangan Biasanya para anggota keluarga tidak akan membiarkan mereka pergi ke supermarket sendiri atau ikut datang ke rumah tetangga karena di sanalah biasanya mereka beraksi dengan perasaan yang sangat menggebu karena melihat barang-barang yang mereka pikir gampang sekali untuk dicuri. Mereka biasanya tahu kalau di tempat seperti itu ada resiko tertangkap tetapi mereka justru merasa tertantang untuk melakukan pencurian .
Nal pernah juga tertangkap tangan mencuri di sebuah supermarket. Berkali-kali beraksi di tetangga sekitar, beraksi di rumah sendiri, dan segudang cerita lainnya. Sampai skarang saya sendiri masih bingung bagaimana untuk mengatasinya.
Tetapi sebuah artikel menganjurkan langkah-langkah berikut untuk menangani seorang yang kleptomania.
1. Mencukupi kebutuhan anak.
Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi. Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada kebutuhan anak yang belum dicukupi? Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk: tidak memberi makanan yang bergizi, atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari- hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk melakukan pencurian.
2. Memberi perhatian yang cukup.
Ada pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa.
3. Mengenali pergaulan anak.
Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman-teman yang berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika benar teman-teman itu yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu.
4. Menyelidiki motivasinya.
Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak itu, mungkin mereka sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obat-obat terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan teliti menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
5. Memasukkan konsep nilai yang benar.
Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri.
6. Melakukan usaha secara bersama.
Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang jelek, meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka, hasilnya tetap akan sia-sia. Usahakanlah untuk bekerja sama dengan anak, menasihati dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke luar yang bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kemenangan.
7. Mendidiknya dalam kebenaran.
Hati nurani manusiapun berbicara bahwa mencuri itu dosa dan Allah akan menghukum dosa itu. Apabila anak itu dalam kelemahannya telah berbuat dosa, berikan pengertian bahwa ia tetap disayangi, apalagi oleh Allah, jika mau bertobat dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Demikian sedikit cerita tentang kleptomania dan tetangga saya (RT,20-an). Doa saya semoga dia bertobat dari jalan salah yang dia pilih...
Apa sih kleptomania itu?
Kleptomania merupakan suatu gangguan psychis (gangguan kejiwaan) yang disebabkan oleh pengalaman dan perilaku masa kecil yang mendalam dan banyak faktor yang membuat kebiasaan itu semakin tumbuh berkembang. Gangguan kejiwaan semacam ini bukan karena khayalan atau halusinasi, sehingga pengidap kleptomania juga bisa didiagnosa dan diobservasi dari kebiasaan dan kelakuan yang mereka lakukan ketika melihat barang atau sesuatu yang dimiliki orang. Mereka melakukan pencurian kecil-kecilan bukan karena cemburu atau benci terhadap orang yang mempunyai barang tertentu tetapi hanya karena ada dorongan dari otaknya untuk melakukan pengambilan barang itu yang menjadi semacam tantangan untuk membuktikan pada dirinya bahwa dia bisa melakukan itu tanpa diketahui oleh orang yang punya.
Definisi lain menyebutkan kalau Seorang dikatakan menderita kleptomania, kalau ia terdorong berulang-ulang untuk mencuri sesuatu, entah berupa uang, barang atau benda lainnya. Beda dengan seseorang yang mencuri karena profesi, atau kebutuhan, pengidap kleptomania tidak akan menggunakan barang curiannya untuk kepentingan pribadi. Umumnya, usai mencuri, barang tersebut akan ia berikan kepada orang lain atau ia buang.
Kata kleptomania sendiri berasal dari bahasa yunani yakni: kleptein = mencuri, dan mania = kegemaran berlebihan. Penyebab kleptomania juga tidak diketaui persis, kemungkinan besar karena adanya faktor genetik. Penyakit ini muncul pada usia Puber dan sampai Dewasa. Dapat terjadi pada jenis kelamin pria dan wanita, pada wanita frekwensinya lebih banyak. Pada beberapa kasus yang terjadi, Kleptomania diderita seumur hidup. Penderita mungkin menderita kelainan Jiwa lainnya, seperti: Kelainan emosi, Bulimia nervosa (rasa lapar berlebihan), Paranoid, Schizoid atau Borderline Personality Disorder. Kleptomania dapat muncul setelah terjadi Trauma (benturan) pada Otak dan keracunan Karbon Mono-oksida (gas CO)
Para kleptomania melakukan pencurian bukan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya sendiri atau untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi sebagai tanda kebanggaan atas dirinya sendiri dan untuk memenuhi rasa puas yang menguasai pikirannya, sehingga kadang-kadang para kleptomania setelah mencuri, akan membuang begitu saja hasil curiannya atau diberikan kepada orang lain sebagai hadiah seolah-olah itu miliknya sendiri. Mereka yang mengidap kleptomania tidak mencuri barang-barang yang mahal saja tetapi barang-barang kecil juga di mana barang itu tidak berguna untuk dirinya sendiri. Maka dari itu, kita bisa membedakan antara pencuri biasa (kejahatan yang di sengaja atau kriminal murni) dan pengidap kleptomania. Kebanyakan pengidap kleptomania sebetulnya sudah harus diketahui lebih dini oleh para anggota keluarganya dengan kejadian di sekitar rumah atau tetangga, atau dengan seringnya kehilangan barang-barang pribadi atau barang-barang pajangan Biasanya para anggota keluarga tidak akan membiarkan mereka pergi ke supermarket sendiri atau ikut datang ke rumah tetangga karena di sanalah biasanya mereka beraksi dengan perasaan yang sangat menggebu karena melihat barang-barang yang mereka pikir gampang sekali untuk dicuri. Mereka biasanya tahu kalau di tempat seperti itu ada resiko tertangkap tetapi mereka justru merasa tertantang untuk melakukan pencurian .
Nal pernah juga tertangkap tangan mencuri di sebuah supermarket. Berkali-kali beraksi di tetangga sekitar, beraksi di rumah sendiri, dan segudang cerita lainnya. Sampai skarang saya sendiri masih bingung bagaimana untuk mengatasinya.
Tetapi sebuah artikel menganjurkan langkah-langkah berikut untuk menangani seorang yang kleptomania.
1. Mencukupi kebutuhan anak.
Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan belum terpenuhi. Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada kebutuhan anak yang belum dicukupi? Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk: tidak memberi makanan yang bergizi, atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau keperluan sehari- hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk melakukan pencurian.
2. Memberi perhatian yang cukup.
Ada pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak. Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil jwanya, tidak mungkin ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa.
3. Mengenali pergaulan anak.
Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki lebih dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman-teman yang berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka diancam untuk mencuri. Jika benar teman-teman itu yang bermasalah, maka dengan sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri itu.
4. Menyelidiki motivasinya.
Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak itu, mungkin mereka sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obat-obat terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan teliti menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
5. Memasukkan konsep nilai yang benar.
Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara "ini milik kamu" dan "ini milik saya". Jangan membiarkan anak sembarangan mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang milik teman, anak harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar harus disertai dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal apa pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang milik orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka mampu mengurus atau mengatur barangnya sendiri.
6. Melakukan usaha secara bersama.
Jika anak sendiri tidak berniat untuk membuang kebiasaan yang jelek, meskipun orang tua atau guru memaksa atau menekan mereka, hasilnya tetap akan sia-sia. Usahakanlah untuk bekerja sama dengan anak, menasihati dan menjelaskan sebab-akibat dari tindak mencuri, atau membantu mereka untuk mencari jalan ke luar yang bisa dilakukan, kemudian berdoalah bersama mereka agar bersandar pada anugerah Tuhan untuk hidup dalam kemenangan.
7. Mendidiknya dalam kebenaran.
Hati nurani manusiapun berbicara bahwa mencuri itu dosa dan Allah akan menghukum dosa itu. Apabila anak itu dalam kelemahannya telah berbuat dosa, berikan pengertian bahwa ia tetap disayangi, apalagi oleh Allah, jika mau bertobat dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Demikian sedikit cerita tentang kleptomania dan tetangga saya (RT,20-an). Doa saya semoga dia bertobat dari jalan salah yang dia pilih...
No comments: